Jakarta – Badan Pengurus Nasional Generasi Emas Indonesia (BPN-GESID) baru saja menggelar prosesi pelantikan perdana setelah organisasi itu dibentuk pada pertengahan tahun 2022. Acara pelantikan ini pun berlangsung secara khidmat di Gedung Nusantara V DPR-MPR, pada Rabu (31/5/2023).
Selain pengurus, hadir juga para Koordinator Wilayah (Korwil) dari 38 Provinsi yang tersebar di seluruh Nusantara. Kehadiran para Korwil ini membuktikan bahwa komitmen anak muda dalam membangun Indonesia tak pernah padam dan akan terus menyala sampai kapanpun.
President Executive BPN-GESID Viviana Hanifa dalam sambutannya mengatakan, potensi anak muda Indonesia sejauh ini belum terkelola secara baik sehingga banyak sekali pemuda, terutama pemuda yang tinggal di pelosok desa tidak mampu mendayagunakan kapasitas dan potensi yang dimiliki untuk memajukan desanya.
“Kehadiran GESID sebagai mediator yang siap menampung aspirasi dari seluruh anak muda se-Indonesia yang ingin sama-sama memajukan desanya,” demikian sambutan President Executive BPN-GESID Viviana Hanifa dihadapan para peserta yang hadir di acara pelantikan.
Selanjutnya, Viviana menyebut, pemuda desa harus menjadi pilar penting pembangunan bangsa dengan mengambil posisi sebagai agregator, integrator dan konsolidator dalam menentukan arah perjalanan bangsa kedepan menuju Indonesia emas di 2045.
“GESID melihat masa depan bangsa ini sebenernya ada di desa, bukan di kota, untuk itu, potensi anak muda di desa ini yang perlu kita dorong agar mereka bisa tampil kreatif, inovatif dalam menghadirkan perubahan di desanya masing-masing,” ungkap Viviana menegaskan.
Kandidat doktor Universitas Brawijaya itu juga mengatakan Indonesia akan segera memasuki puncak bonus demografi di 2035 mendatang dengan usia produktif diatas 191 juta jiwa dari total populasi yang mencapai 273,87 juta jiwa.
“Jika dihitung mundur, berarti kita punya waktu tersisa 12-13 tahun lagi untuk mengejar bonus demografi, bonus yang hanya bisa dinikmati sekali dalam 100, 500, atau mungkin 1.000 tahu kedepan, dan setelah masa itu berakhir maka bonus demografi pun lenyap, dengan begitu, kesempatan Indonesia menjadi negara maju dan sejahtera akan hilang begitu saja,” cetus Viviana.
Menurut Viviana, bonus demografi adalah peluang emas bagi Indonesia untuk menjadi negara hebat dengan pendapatan per kapita per-tahun di atas US$ 13.000 dan pertumbuhan ekonomi di atas 8 persen per-tahun. Maka 13 tahun ke depan merupakan masa paling menentukan dalam lembaran sejarah bangsa ini.
“Bila gagal memanfaatkan momentum berharga ini, Indonesia akan terus menjadi negara berpendapatan menengah (middle income trap), bahkan mungkin bisa turun level menjadi negara berpendapatan terendah (lower income),” pungkasnya.