Jakarta – Anggap Sekjen PDI Perjuangan Hasto Kristiyanto selalu nyinyir terhadap Anies Baswedan, Partai Demokrat (PD) membela Anies yang safari politiknya di Surabaya dibilang sepi oleh Hasto.
“Pernyataan Bung Hasto terhadap Mas Anies memang selalu nyinyir, subyektif, dan patut diduga mangandung unsur kebencian di dalamnya. Tak mengherankan jika kemudian pernyataan yang disampaikannya justru berkebalikan dengan keadaan yang sebenarnya,” demikian kata Deputi Bappilu DPP Partai Demokrat, Kamhar Lakumani kepada wartawan, Senin (20/3).
Kamhar bukan tanpa alasan menyebut Hasto selalu nyinyir terhadap Anies. Misalnya, kata Kamhar, pernyataan Hasto tentang Anies tak berbuat apa-apa selama menjadi Gubernur DKI Jakarta periode 2017-2022.
“Padahal begitu banyak capaian di masa kepemimpinan Mas Anies yang membuat Jakarta menjadi kota yang sejajar dengan berbagai kota besar di dunia lainnya. Jakarta berhasil menjadi kota yang terintegrasi transportasi publiknya, ramah bagi pejalan kaki dan pesepeda, kota yang toleran, dan berbagai pencapaian lainnya,” ujarnya.
“Mas Anies mampu menunaikan dan melunasi segala janji politiknya. Berkebalikan dengan Pak Jokowi yang merupakan petugas partainya Bung Hasto, pandai berjanji namun tak mampu menepati,” sambungnya.
Terkait Hasto menyebut safari politik Anies di Surabaya sepi, Kamhar membantahnya. Dia memastikan setiap kegiatan Anies di Surabaya selalu ramai dan disambut dengan penuh antusias oleh masyarakat.
“Tak hanya itu, pernyataan Hasto bahwa gagasan yang disampaikan tak relevan dan warga Surabaya tak butuh gagasan sejatinya adalah bentuk pelecehan terhadap kewarasan dan kecerdasan warga Surabaya,” pungkasnya.
Kamhar mengatakan gagasan perubahan untuk mewujudkan keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia akan senantiasa relevan dan bisa diterima di mana saja. Apalagi, kata dia, di tengah situasi sekarang yang mengalami kemerosotan di berbagai dimensi kehidupan berbangsa dan bernegara mulai dari kehidupan ekonomi, politik, demokrasi, penegakan hukum, hingga pemberantasan korupsi.
“Jadi seperti itulah Bung Hasto, semakin ke sini menjadi semakin terkesan picik. Baginya semua yang berbeda secara politik dengan dirinya adalah keliru,” tuturnya.